Koran Tidak Berbudaya, katanya Salah seorang nara sumber dalam diskusi yang berjudul 'Sinergi Sistem Sastra Kalimantan Selatan' dengan pembicara yaitu Erwin D. Nugroho pada acara Aruh Sastra Kalimantan Selatan ke 10 di Banjarbaru (Sabtu, 12/10/2013) menyatakan bahwa koran atau media cetak yang tidak memuat kolom sastra boleh saja disebut 'Koran Tidak Berbudaya' katanya yang disambut tepuk tangan auden. Sungguh sebuah dillema yang besar bagi sastrawan saat ini, memasuki era globalisasi dengan merambahnya modal kapitalis dalam berbagai aspek industrialisasi - termasuk industri penerbitan dan pemberitaan - maka, kolom budaya yang memuat karya sastra menjadi tergusur malah hilang. Bukan karena para sastrawan kehilangan ide menulis, akan tetapi tidak mampu lagi menjamin kehidupannya karena karya sastra tak lagi ada harganya. Besarnya omzet iklan merupakan salah satu pemicu tergerusnya halaman kolom sastra.

Pengalaman menulis sejak dapat honor 7.500 rupiah untuk artikel ataupun puisi pada tahun 1980-an hingga memasuki era digital dibayar dengan nilai 200 ribu rupiah pernah dirasakan. Gairah menulis juga semakin giat dan terus berupaya meningkatkan kualitas karya - kini beberapa redaktur merasa tersinggung jika penulis menanyakan hak menulisnya di koran, malah dengan sikap menghindar terpaksa menyingkirkan kiriman tulisan yang berharap jasa kemanusiaan tersebut. Memang, saat ini hanya sebagian kecil redaktur budaya saja yang bersedia membayar honor penulisan dengan meminta nomor rekening sang penulis - sebagian yang lain dengan tegas tidak mencantumkan jasa imbalan ini.
Adanya redaktur budaya sebenarnya memiliki mata pisau yang tajam bagi penulis, karena redaktur membaca dan menseleksi setiap tulisan sebelum terbit di lembaran koran. Ada rasa bangga jika tulisan yang melewati meja redaktur tersaji di koran dibandingkan seperti saat ini - asal memenuhi halaman dan kolom yang telah disediakan. Semoga, karya sastra tetap memiliki hati bagi koran yang enggan memberikan imbalan jasa namun masih berkenan menyisakan kolom untuk berkaca.
Sumber : http://feedproxy.google.com/~r/handilbakti/~3/qsISo0BdInI/koran-tidak-berbudaya-katanya.html
Demikianlah informasi yang dapat Kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel
Koran Tidak Berbudaya, katanya